Kristen Ortodoks Yang Banyak Orang Tidak Tau! Simak Bacaan Di Bawah Ini!
Kristen Ortodoks Yang Banyak Orang Tidak Tau! Simak Bacaan Di Bawah Ini!
Keterangan Gambar : Putin Dan Warga Sedang Beribadah Di Gereja Kristen Ortodoks
Memahami Ortodoks
Dua kotak transparan bertuliskan "kerudung" dan "kain" yang diisi dengan hati-hati terletak di atas meja dekat pintu masuk Gereja Ortodoks Rusia St. George. Thomas di Jakarta Selatan. Di bagian bawah terdapat kotak kosong tempat Anda dapat membuang tisu dan tisu bekas. Kerudung dan jubah ditujukan untuk wanita Kristen Ortodoks yang melakukan ibadah.
Semua wanita yang menghadiri Liturgi Ilahi, sebuah kebaktian hari Minggu, tampak mengenakan kerudung. Saat kebaktian dimulai, mereka berdiri di barisan kiri.
Pada saat ini, laki-laki yang berada di barisan kanan sedang berdoa. Pada momen-momen tertentu dalam salat, setiap orang mengangkat tangan dan juga melakukan gerakan berlutut seolah memberi penghormatan.
Pemandangan ini sekilas mirip dengan cara beribadah umat Islam. Namun, ini bukanlah sebuah "tiruan", melainkan tradisi gereja mula-mula, yang masih dipupuk oleh umat Ortodoks.
“Sejak zaman dahulu, agama-agama Semit, khususnya Kristen Ortodoks, Yudaisme, dan Islam, memiliki kesamaan dalam hal ibadah. “Orang yang memakai jilbab dan jilbab bukan hanya Muslim,” kata pastor paroki Gereja Ortodoks Rusia St. Peter. Tomas.
Ketiga agama tersebut merupakan agama yang ajarannya berasal dari nabi Ibrahim. Ajaran Yahudi dan Kristen mengacu pada Ishak, anak Abraham dan Sarah, keturunan Yakub.
Namun Islam lebih merujuk pada Ismail, putra Ibrahim dan Hajar, pendiri bangsa Arab. Karena masih satu keluarga, maka tak heran jika tradisi ketiga agama tersebut memiliki kesamaan.
Selain soal penutup wajah, Romo menjelaskan, mengangkat tangan dan berlutut merupakan salah satu cara berdoa yang meniru Yesus Kristus. Hal yang sama berlaku untuk gerakan membungkuk.
Umat Ortodoks di Gereja St. Thomas merayakan liturgi selama sekitar dua setengah jam, mendaraskan sebagian besar doa sambil berdiri. Tidak banyak kursi kosong, hanya cukup untuk beberapa anggota. Hal ini membuat gereja terlihat seperti lantai masjid yang berkarpet.
Namun, di Gereja Ortodoks Epiphany di Kalimalang, Jakarta Timur, tampilannya sedikit berbeda. Meskipun, seperti di sebagian besar gereja, kebaktian sebagian besar diadakan sambil berdiri, kursi geladak juga tersedia.
Pastor Prochoros Rinus Manukallo dari Gereja Ortodoks Epiphany di Konstantinopel, Jakarta Timur, mengatakan sudah menjadi tradisi di gereja mula-mula untuk tidak menggunakan kursi. Seiring berjalannya waktu penggunaan kursi diperbolehkan.
“Biasanya di beberapa gereja kursi-kursi diletakkan di dinding, biasanya untuk orang tua atau anak-anak. Namun kenyataannya tidak demikian. “Di mana-mana (jangan gunakan kursi),” kata Pastor Prochoros dalam pertemuan hari Minggu kami.
Umat Kristen Ortodoks tidak hanya merayakan pemakaian cadar, tetapi juga salat (sholat) dan puasa. Sebagai agama yang muncul lebih awal dan menggunakan ajaran awal, agama Kristen Ortodoks mengamalkan doa (doa).
Alkitab mengatakan bahwa menurut nabi Daniel, doa dipanjatkan tiga kali sehari. Menurut Nabi Daud, doa dibacakan tujuh kali selama periode ini.
Umat Kristen Ortodoks punya waktu beberapa hari untuk berpuasa. Pembaca atau lektor di gereja St. Thomas, Gregory mengatakan, jumlah hari puasa sekitar 6 bulan dalam setahun. Puasa ini juga dilakukan dengan berbagai pantangan.
“Jadi ada hal-hal yang kita relakan, apalagi saat kita berpuasa. “Seperti halnya daging dan turunannya, ada juga pedomannya dalam kalender Ortodoks,” jelas Grégoire.
Ia menambahkan, puasa hendaknya dilaksanakan sesuai ajaran sebelumnya. Selain menghindari daging, ada kalanya Anda hanya boleh makan buah dan sayur. Ada juga hari-hari khusus dimana penggunaan minyak zaitun dilarang.
Puasa ini berlangsung dari jam 6 sore hingga jam 3 sore keesokan harinya. Beberapa contoh hari puasa antara lain 40 hari sebelum Natal, kurang lebih tiga minggu puasa mengenang Perawan Maria, dan tiga minggu puasa rasul Petrus dan Paulus. Umat Kristen Ortodoks juga rutin berpuasa, misalnya Senin sampai Kamis dalam Islam, yaitu Rabu sampai Jumat.
Pastor Boris Setiawan mengatakan, puasa ini bertujuan tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar tetapi juga mengekang nafsu.
Dalam kristen ortodoks juga ada puasa yang memili arti tersendiri. “Yang kami maksud dengan teosis adalah kesatuan
Itu tadi Penjelasan tentang Kristen Ortodoks yang kadang orang susah membedakan dengan kristen ataupun katolik dan tidak sedikit yang bahkan tidak tau Kristen Ortodoks.