5 Teori Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia Lengkap Beserta Tokohnya
Proses masuknya agama Hindu dan Budha ke nusantara dapat ditelusuri melalui dua faktor. Faktor pertama berkaitan dengan sumber-sumber sejarah yang menjelaskan awal mula hubungan antara orang India dan masyarakat lokal Indonesia.

By May 28 Mar 2024, 13:19:14 WIB Dunia Budha
5 Teori Masuknya Agama Hindu Dan Budha Ke Indonesia Lengkap Beserta Tokohnya

Keterangan Gambar : Budha Teori


Proses masuknya agama Hindu Dan Budha ke nusantara dapat ditelusuri melalui dua faktor. Faktor pertama berkaitan dengan sumber-sumber sejarah yang menjelaskan awal mula hubungan antara orang India dan masyarakat lokal Indonesia.

Faktor kedua berkaitan dengan teori kedatangan yang dikemukakan oleh para ahli tentang siapa yang membawa budaya dan agama ke Nusantara.Dari segi teori, ada dua pandangan mengenai hal ini.

Pendapat pertama mengatakan bahwa masyarakat Indonesia bersifat pasif terhadap kehadiran agama Hindu dan Budha.Oleh karena itu,para ahli yang mendukung teori ini berpendapat bahwa penjajahan dilakukan oleh orang India.

Baca Lainnya :

Pendapat kedua adalah Kebalikannya : orang Indonesia Lebih aktif ketika agama Hindu dan Budha hadir di nusantara. Kedua pendapat tersebut benar adanya dan terbagi dalam lima teori.

Apa Sajakah itu?Cerita Berikut Ini Diambil Dari Modul Sejarah Indonesia kelas X KD 3.5 dan 4.5 yang disusun oleh Mariana M Pd.

5 Teori-Teori Ekspansi Hindu-Buddha ke Nusantara


Teori ksatria


Teori ksatria menyatakan bahwa kemunculan kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia disebabkan oleh peran para ksatria yang merupakan prajurit India. Para ksatria ini diyakini telah mendirikan koloni di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara.

Diusulkan oleh R.K. Majundar, teori ini sayangnya tidak didukung oleh data yang cukup dan tidak ada bukti arkeologis yang berkaitan dengan teori ini. Dijelaskan juga bahwa para prajurit tidak memahami bahasa Sanskerta atau bahasa Pallawa.

Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang haus akan petualangan, tidak hanya di Indonesia dan Asia Tenggara, tetapi juga di seluruh dunia.

Teori Waishya


Teori waishya diperkenalkan oleh N.J. Krom, yang menjelaskan bahwa peran pertama hadirnya Hindu-Buddha di Nusantara adalah dari golongan pedagang Waishya. Menurutnya, para pedagang dari India menjalin hubungan dengan para penguasa Indonesia.

Krom juga berpendapat bahwa pernikahan mungkin menjadi salah satu saluran penyebaran pengaruh budaya. Berdasarkan pengamatannya, ia menyimpulkan bahwa budaya Indonesia berperan dalam membentuk budaya India di Indonesia.

Hal ini tidak akan mungkin terjadi jika orang Indonesia hidup di bawah penindasan teori prajurit. Keuntungan dari teori ini adalah Indonesia memiliki banyak sumber daya alam.

Oleh karena itu, para pedagang India datang dan menetap di Indonesia, menyebarkan agama Hindu Budha melalui perdagangan.

Teori Brahmana

Teori Brahmana menjelaskan bahwa agama dan budaya Hindu-Buddha datang ke Nusantara dengan bantuan kaum Brahmana. Teori ini dikemukakan oleh orientalis J.C. Van Leur, yang menyanggah teori Xatriya.

Keberadaan kaum Brahmana dikuatkan oleh beberapa prasasti di Indonesia yang menggunakan bahasa Sansekerta. Selain itu, kitab suci Weda dan ritual keagamaan juga menggunakan bahasa yang dikuasai oleh kaum Brahmana.

Dengan kata lain, kelompok kasta ini diyakini memahami agama Hindu secara keseluruhan. Meskipun teori Brahmana menolak teori prajurit, teori ini tidak menyangkal adanya kontak antara Indonesia dan India melalui perdagangan seperti yang dijelaskan oleh teori Waisya.

Namun, masih ada kelemahan dalam teori ini jika para Brahmana tidak menyeberangi lautan dalam tradisi Hindu dan Buddha. Namun sekali lagi, banyak prasasti Hindu-Buddha di Indonesia yang menggunakan bahasa Sansekerta dan aksara Pallawa.

Bahasa ini hanya dipelajari oleh para Brahmana pada saat itu, yang merupakan bukti lain dari keberadaan Brahmana.

Teori sudra


Teori sudra dikemukakan oleh Van Faber yang menjelaskan bahwa ada terlalu banyak peperangan di India. Oleh karena itu, para tawanan perang datang ke Indonesia untuk mendapatkan status dan pengakuan serta menyebarkan budaya Hindu dan Buddha di Indonesia.

Namun, teori ini masih kontroversial. Kaum Sudra dianggap sebagai kelompok yang lebih rendah dan oleh karena itu tidak memiliki hak untuk menyebarkan agama mereka.

Selain itu, mereka tidak memahami bahasa Sansekerta dan aksara Pallawa yang digunakan untuk menulis prasasti. Teori ini memiliki kelebihan: diyakini bahwa para budak lebih akrab dengan masyarakat sekitar dan dapat berbicara tentang budaya, karena lebih mudah untuk berkomunikasi dengan mereka.

Teori aliran mundur


Teori arus balik yang dipaparkan oleh F.D.K. Bosch menyatakan bahwa proses kemunculan budaya dan agama Hindu dan Buddha dilakukan oleh sekelompok cendekiawan. Ia menggunakan istilah 'pembuahan' untuk menggambarkan proses difusi budaya.

Menurutnya, pembuahan agama Buddha pertama kali terjadi dalam hubungan perdagangan antara Indonesia dan India. Selama periode ini, para biksu religius menyebar ke seluruh dunia melalui jalur perdagangan.

Dari Himalaya, Tibet, dan Cina hingga ke Indonesia. Kedatangan mereka biasanya diumumkan terlebih dahulu sehingga mereka dapat bertemu dengan para bangsawan.

Melalui para biksu ini, hubungan dibangun dengan India, yang kemudian menjadi tanah suci agama Buddha. Ketika para biksu India tiba di suatu negara, mereka mengundang arus timbal balik dari negara tersebut.

Mereka yang kembali ke negara tersebut membawa pulang kitab suci, artefak, dan pengalaman dari sana. Bosch menyebut fenomena historis ini sebagai "fenomena kembali".

Tidak seperti agama Buddha, para Brahmana Hindu tidak diwajibkan untuk menyebarkan agama mereka. Agama Hindu, pada kenyataannya, bukanlah agama untuk masyarakat umum, dan pendalamannya hanya bisa dilakukan oleh golongan Brahmana.

Oleh karena itu, sekte-sekte tersebut secara ketat mematuhi prinsip-prinsip agama. Sekte Hindu terbesar di Jawa dan Bali disebut sekte Siwa Sidhanta.

Teori ini memiliki kelemahan dan kekuatan. Kelemahannya adalah karena kemungkinan orang Indonesia mempelajari agama Hindu Budha di India sangat sulit. Secara khusus, masyarakat Indonesia pada saat itu masih pasif.

Namun demikian, jika ada kesempatan bagi para bangsawan Indonesia untuk pergi ke India, hal itu merupakan sebuah keuntungan. Mereka membiasakan diri dengan agama dan budaya Hindu-Buddha.

Tujuan para bangsawan adalah untuk menciptakan sebuah kerajaan di Indonesia. Idenya adalah untuk meniru budaya Hindu dan Buddha.

Demikianlah artikel Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia diatas saya buat semoga anda semua dapat memahaminya dengan baik dan bermanfaat untuk semua orang. Sekian terimakasih dan selamat membaca

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment


Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

Komentar Terakhir

  • Robby Prihandaya

    Anda penyuka Transformer? Tentu hal yang paling menarik saat menonton film Transformer salah ...

    View Article
  • Dewi Safitriir

    Peremimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan pernyataan kontroversial ...

    View Article